
This is the heading
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.
Berat Badan: gimana cara ukur yang bener?
Kamu pasti pernah menimbang badan, kan? Berat badan adalah ukuran massa tubuhmu tanpa tambahan massa dari benda di luar tubuh. Jadi, saat kamu menimbang, berat pakaian, aksesoris, atau benda apapun yang bukan bagian dari tubuhmu tidak dihitung sebagai berat badan. Di Indonesia, biasanya berat badan dinyatakan dalam satuan massa kilogram (kg).
Apa aja faktor yang mempengaruhi berat badan?
- Usia
- Kondisi kesehatan
- Genetik
- Gaya hidup
- Pola makan
- Konsumsi obat-obatan tertentu
Gimana cara menimbang berat badan yang bener?
- Pastikan timbang sudah dikalibrasi, biar angka yang keluar nanti valid.
- Letakkan timbangan di permukaan yang datar, misalnya lantai tanpa alas karpet.
- Pastikan jarum atau angka menunjukkan angka 0 (nol).
- Gunakan pakaian yang minimalis, kalau bisa pakai pakaian yang sama setiap kali menimbang.
- Berdiri secara tegak di atas timbangan tanpa berpegangan dengan benda apapun.
- Lihat dan catat angka yang ditunjukkan oleh jarum atau angka yang muncul di layar.
- Lakukan penimbangan secara rutin, misalnya seminggu sekali, dengan timbangan yang sama.
- Usahakan penimbangan rutin dilakukan di waktu yang sama, misalnya di pagi hari setelah buang air kecil dan dalam kondisi belum mengonsumsi makanan dan minuman.
Tinggi Badan: gimana cara ukur biar tepat?
Di salah satu sudut rumahmu, ada nggak garis-garis tipis buat penanda tinggi badanmu? Tinggi badan adalah ukuran tubuh dari ujung kepala hingga ujung telapak kaki (garis lurus) dalam posisi berdiri. Di Indonesia, tinggi badan biasanya dinyatakan dalam satuan panjang centimeter (cm).
Apa aja faktor yang mempengaruhi tinggi badan
- Genetik
- Hormon
- Jenis kelamin
- Asupan makan
- Aktivitas
- Pola tidur
- Kondisi kesehatan
Gimana cara mengukur tinggi badan?
Ini adalah cara ukur tinggi badan dengan pita pengukur
- Carilah bagian lantai yang datar (tanpa karpet atau penghalang) serta tegak lurus dengan dinding yang datar.
- Lepaskan alas kaki dan aksesoris kepala agar pengukuran akurat.
- Lepaskan pakaian yang terlalu tebal agar tidak menghalangi tubuh menempel dengan dinding.
- Berdiri dengan telapak kaki menempel lantai dan tumit menempel sudut pertemuan dinding dan lantai.
- Pastikan kepala, bahu, dan pantat menyentuh dinding.
- Berdiri tegak dengan mata menatap lurus ke depan dengan garis pandang dan dagu sejajar dengan lantai.
- Kalau menggunakan pita pengukur:
- Minta bantuan orang lain meletakkan benda datar (seperti penggaris atau buku bersampul tebal) di dinding dengan sudut siku-siku. Turunkan benda tersebut hingga menempel di atas kepala dengan tetap menjaga sudut 90°.
- Tandai dinding pada titik pertemuan benda datar dengan kepala yang diukur.
- Gunakan pita pengukur untuk mengukur jarak dari lantai ke tanda di dinding.
- Catat ukurannya hingga 0,1 cm terdekat.
Kalau kamu masih remaja (10-18 tahun), tinggi badan biasanya masih mengalami pertumbuhan. Remaja laki-laki yang sedang puber biasanya tumbuh lebih pesat dibandingkan remaja perempuan.
Sementara itu, buat kamu yang berusia dewasa awal (18-25 tahun), pertumbuhan tinggi badan mulai berhenti dan sudah mencapai puncaknya. Masa ini adalah saatnya kamu menjaga tinggi badan dengan postur yang baik, bukan lagi tentang pertumbuhan.
Indeks Massa Tubuh: cari tahu status gizimu!
Buat kamu yang berusia 18 ke atas, cara paling mudah menilai status gizi adalah dengan indeks massa tubuh. Jadi nanti kamu tahu, nih, kamu termasuk kategori kurus, ideal, gemuk, atau obesitas.
Gimana cara hitung IMT?
Kamu harus mengukur berat badan dan tinggi badan dulu. Kalau udah, kamu masukin datanya ke rumus IMT.
Kalkulator IMT
Interpretasi Status Gizi berdasarkan IMT
| Range IMT | Status Gizi |
| 16.5–18.4 | Gizi kurang (kurus) |
| 18.5–24.9 | Ideal/normal |
| 25–29.9 | Gizi lebih (gemuk) |
| 30–34.9 | Obesitas tingkat 1 |
| 35–39.9 | Obesitas tingkat 2 |
| ≥40 | Obesitas tingkat 3 |
IMT bisa bantu menilai apakah kamu memiliki status gizi kurang, baik, atau lebih. Meski begitu, IMT ga bisa dijadikan satu-satunya penilaian status gizi. Kenapa? Karena IMT tidak memperhitungkan faktor lain yang dapat mempengaruhi berat badan seperti massa tulang, massa otot, massa lemak, dan distribusi lemak
Kalau cuma bergantung ke penilaian IMT, seorang atlet yang jumlah massa ototnya tinggi bisa jadi termasuk kategori obesitas, padahal sebenarnya status gizinya baik dengan kadar lemak tubuhnya sehat. Atau ada orang yang memiliki kadar lemak di sekitar perut yang tinggi (tanda obesitas sentral), tapi berdasarkan perbandingan berat badan dan tinggi badan dia termasuk ideal.
Meski begitu, secara umum IMT bisa digunakan sebagai cara paling mudah untuk menilai status gizi.
